Kabut Cinta
Cerita
mereka
Seperti
cerita-cerita ku dulu
Kisah
mereka
Serupa
kisah kisah ku dulu
Ingat
dia yang tabur luka
Memarahi
kisah
Cerita
kami yang serupa
Tak
jelas ku bilang kabut cerita
Cinta
Benci
Marah
Ku bagi dalam amarah
Kisah
yang
Tak
jelas membara
Jawab Tanya ku
Aku
terkucil atau dikucilkan?
Tak
dianggap mesti menganggap
Jendral
bak patriot memperlakukan
Memaksa
dibiarkan mangap
Dibuang
atau dicampakkan
Terbuang
tercampakkan
Nama
ku saja tak diberlakukan
Apa
lagi aura yang ku kemukakan
Pantas
senyum tak menawan
Di
hati tak pandang kawan
Jawab
Tanya ku!
Pesona Dia
Butuh
waktu tu menyadari
Bila
itu cinta sejati
Butuh
buku tuk mengilhami
Jika
itu cinta suci
Mencintai
biasa bagi ku
Dicintai
hanya harap ku
Harap
palsu mengumpat kalbu
Tak
mengapa meski begitu
Menatapnya
saja anugrah
Jangankan
bersamanya
Dia
di cinta itu lumrah
Bila
mencinta kak mungkin ada
Mimpi Apa Aku Semalam
Entah
mimpi apa aku semalam
Pagi
ini aku jumpa sang pangeran
Walau
tak senyum untuk ku
Ia
menatap ku
Angan
ku melayang
Hampiri
kerajaan angan
Walau
dia tak pernah peduli
Namun
ku selalu berharap
Di
hari nanti
Dia
membawaku
Entah mimpi apa
aku semalam
Hari ini ku
begitu dekat padanya
Walau dihatinya
Tak pernah ada
namaku
Walah
dibayangnya
Tak pernah
terlintas wajahku
Tapi angan ku
Tetap melayang
dengan mimpi
Ku
ingin terulang sekali lagi
Mereka Makan
Rakus
bejat dan segala umpat
Apa
lagi kata-kata yang dapat ungkap rasa
Melihat
orang-orang batu
Rasa
dan hati yang membatu
Orang-orang
yang bisu melihat babu
Orang
orang yang tak peduli menyantap perih
Mereka
yang makan apa bukan haknya
Memakan
segala bau umpat masa
Makan
hak ku
Makan
hak rakyat ku
Makan
kulit, daging, manusia bisu
Mereka
bertebaran di negeri ku
Menggebu
Rindu
apa yang menggebu
Rindu
masa memaku
Kadang
diam
Kadang
menagis malam
Mereka
memanja
Semenjak
ramai mereja lela
Mereka
memanja
Sejak
sepuh menggebu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar