Senin, 27 April 2015

Bapisah Jo Cinto Kito Bacarito

Sabtu, 18 April 2015

Ahai....
Cinto?

SMA SDI Silungkang ''baralek''. Melepas siswa kelas XII TP. 2014/2015 yang sudah selesai mengikuti Ujian Nasional. Temanya Bapisah Jo Cinto Koto Bacarito. Mengapa itu tema yang diangkat? 
Tema yang dipilih itu mengambarkan harapan bahwa meski  siswa kelas XII sudah tidak ada di SMA SDI Silungkang, kita tetap keluarga yang berpamitan tanpa dendam. Jadi, meski mereka bukan lagi siswa SMA SDI khususnya, dan SDI umumnya, mereka tetaplah keluarga dari SDI Silungkang. Jadi kita akhiri kebersamaan dengan cinta, kita toreh sebuah cerita dan kebahagiaan, sehingga di masa mendatang, tetap menjadi keluarga.

Bahagianya, acara ini mengundang Ketua Yayasan SDI Silungkang, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto, Kepala desa di Silungkang, Camat Silungkang, Polsek kecamatan Silungkang, Kepala dan siswa SMP SDI Silungkang,  Kepala dan siswa SMP Muhammadiyah, Kepala dan siswa SMP 6 Sawahlunto, Kepala dan siswa SMP 4 Sawahlunto,
Acara berlangsung dengan Khidmad ... ini dia ...


















Jumpa Yayasan SDI Silungkang

Kerja sama menjadi ciri bagi Yayasan SDI Silungkang. Tidak peduli apakah itu SMP maupun SMA, SDI merupakan bagian dari jati diri. Perihal ini dibuktikan dengan kompaknya guru SMP dan SMA untuk menghadiri temu ramah Ketua Yayasan di SMP SDI Silungkang pada Jumát, 17 April 2015 lalu.

Ir. Yerry Idrus (ketua yayasan SDI) dan H. Pidar Kasim (sesepuh SDI) bertatap muka dengan guru SMP dan SMA SDI Silungkang untuk menjalin kebersamaan dan kekeluargaan.

 Ir. Yusri Munir (Kepala SMP SDI) dan Drs. Tasnim (Kepala SMA SDI) bersama dengan guru SMP dan SMA tampak antusias mengikuti acara ini. Dalam konsep ke depan, tentu tidak ada perbedaan antara kita SMP dan SMA SDI Silungkang. Karena kita adalah keluarga, bersatu dalam kekeluargaan SDI Silungkang.

SDI Silungkang Bisa, dan Pasti Bisa!







Jumat, 24 April 2015

Bedah Buku Kelas oleh X.2 (Salah jurusan)

10 April 2015

Kegiatan Bedah buku berjudul  Salah Jurusan ini dilaksanakan oleh kelas X.2 dengan anggota:

Moderator: Andre
Penyaji: Yuandra, Utari, Ulan
Notulen: Afifah
Penegas: Mutiansi



 Mia Marta Putri Memberi Pertanyaan Pada Penyaji tentang Buku Salah Jurusan








 Kepala Sekolah Memberi Apresiasi terhadap Kegiatan Bedah Buku yang sudah dua kali dilaksanakan





Guru dan Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan

Yang Terlewatkan tentang SDI Bedah Kunjung Senam

06 April 2015
Penyerahan Penghargaan Pada Guru dan Siswa yang Sering Kunjung Pustaka Bulan Maret dan Hadiah Kepada kelas X1 sebagai Pelaksana Perdana kegiatan  Bedah Buku

 Mia (paling ujung) mewakili kelas X.1 untuk Menerima hadiah dari Kepala Sekolah


 Penyerahan Hadiah Kepada Raviana (pemenang kunjung pustaka tersering bulan Maret)



Penyerahan Hadiah pada Bu Yure (guru yang paling sering mengunjungi pustaka dan meminjam buku)

11 April 2015
Senam Sehat Warga SMA SDI Silungkang
dipimpin Maina dan Rini Ariska



arti simbol pada kemasan plastik

Arti 7 Simbol Pada Kemasan Plastik

recycling-codePlastik adalah bahan yang paling umum digunakan untuk membuat benda-benda atau barang seperti kemasan air minum, peralatan dapur, furniture, peralatan elektronik, dan berbagai peralatan rumah tangga lainnya. Yah, plastik sudah menjadi bagian hidup kita, dan kita tidak bisa lepas darinya. Dan benda-benda tersebut nyatanya tidak aman kesehatan kita, karena ada kandungan kimia di dalamnya.
Karena plastik adalah bagian dari hidup kita, meskipun berbahaya dan susah untuk dihindari mau tidak mau kita harus menggunakannya, setidaknya kita harus tahu berapa kadar kimia pada plastik tersebut. Pada bagian bawah wadah atau benda berbahan plastik, baik botol minuman, tempat nasi, atau lainnya, bisanya ada simbol segitiga (reycle), di dalamnya (segitiga) ada nomer 1, 2 sampai 7. Sering lihat, kan? Nah, itulah kode atau simbol kandungan kadar kimia pada benda-benda berbahan plastik tersebut, dan penting untuk diketahui jenis bahan serta dampak pemakaiannya. Dan kode-kode itu diletakkan demi keperluan keamanan. Ia mulai digunakan sejak tahun 1988 oleh The Society of Plastik Industri-nya Amerika Serikat.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan arti dari simbol-simbol tersebut:
1. PET (Polyethylene Terephthalate)
kode plastik 1Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate). Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI, kenapa? Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
PET dibuat menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut.
Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami: iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
2. HDPE (High Density Polyethylene)
kode plastik 2Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
3. V (Polyvinyl Chloride)
kode plastik 3Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
4. LDPE (Low Density Polyethylene)
kode plastik 4Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE-LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.
Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP (Polypropylene)
kode plastik 5Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
6. PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 dkode plastik 6i tengahnya, serta tulisan PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.
Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
7. Other
kode plastik 7Khusus plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (polycarbonate), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidak berarti bahwa plastik dengan kode yang lain secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bila memungkinkan. Bila tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
TIPS AMAN MENGGUNAKAN PLASTIK
  1. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
  2. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.
  3. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini pun dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.
  4. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.
  5. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman
  6. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
  7. Terapkan, sebarkan dan ajaklah setiap orang di lingkungan rumah, kantor, sekolah, kampus, dan dimanapun untuk mengetahui informasi ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.



(Sumber:unsri/zak)
berbagi itu indah.